Dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, seddiam nonumy eirmod tempor. invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadip- scing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur.
 

Buku Terbaru Mas Safir

Banyak masyarakat yang akhirnya memilih terjun ke dunia usaha setelah menjalani rutinitas sebagai seorang karyawan. Ada banyak alasan, mulai dari kebebasan dalam mengatur waktu, karena kena PHK, keinginan untuk mendapatkan materi (penghasilan) yang lebih besar atau untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Namun keinginan memang tak semudah yang dibayangkan. Pengelolaan usaha terkadang menjadi hambatan bagi pemilik usaha. Bisnis mungkin semakin maju dan banyak pelanggannya, namun yang terjadi justru keuntungan yang didapatkan tak mengalami peningkatan.
Setelah diselidiki secara seksama, ternyata banyak sekali pemilik usaha yang mengalami kemajuan dari segi jumlah pelanggan namun jumlah pendapatan atau keuntungan yang didapat jalan ditempat.
Ternyata, menurut Safir Senduk dalam buku yang menjadi best seller ini, banyak pengusaha yang mencampurkan antara keuangan pribadi dengan keuangan usaha. Kenapa banyak orang yang senang mencampur keuangan pribadi dengan keuangan keluarga ? Biasanya penyebabnya ada tiga, yakni karena malas membuka rekening baru sebagai rekening usaha, terbiasa menggunakan satu rekening saja untuk berbagai kepentingan termasuk untuk usaha, atau karena adanya pandangan bahwa uang usaha adalah uang pribadi. Sehingga, penggunaannyapun dicampuradukkan.
Lalu bagaimana mengatasi hal ini. Salah satu solusi yang cukup manjur adalah dengan menggunakan sistem pencatatan akuntansi. Dengan menggunakan sistem pencatatan akuntansi orang akan merasa malu kalau terlalu banyak melakukan prive (pos pengambilan pribadi) karena dapat membuat ‘sejarah akuntansi’ anda ternoda. Makin banyak prive akan makin membuat catatan anda buruk, tentunya akan makin memalukan kita selaku pemilik usaha. Kalau dirasa perlu, dianjurkan menggunakan sofware yang memudahkan pencatatan sistem akuntansi usaha.
Berikan Gaji untuk Diri Sendiri
Memisahkan antara keuangan usaha dengan keuangan pribadi juga harus diikuti komitmen untuk tidak mengambil uang untuk kepentingan pribadi dari pos pemasukan usaha. Kemudian pertanyaan yang muncul, dari manakah kita mengambil uang untuk kepentingan pribadi kita ?
Tentunya ketika mengelola usaha, kita juga merupakan karyawan pada usaha tersebut. Sehingga kita berhak atas gaji. Maka kita dapat memenuhi kebutuhan kita dari gaji yang telah kita tentukan nilainya. Atau kalaupun misalkan terpaksa kita harus mengambil uang dari laci usaha, masukkan dalam catatan yang nantinya akan mengurangi ‘gaji’ yang kita dapatkan.
Menggaji diri sendiri inipun ada aturannya yakni jangan menentukan gaji seenaknya. Buatlah gaji yang sesuai dengan standar gaji karyawan pada jabatan atau posisi yang sama, posisikan kita seoalah-oleh menggaji orang lain.
Tujuan utama dari setiap usaha adalah mendapatkan laba. Laba ini diperoleh dari pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Artinya, jika kita setiap bulan pendapatannya 5 juta, sedangkan biaya yang kita keluarkan 4 juta. Maka keuntungan kita adalah 1 juta. Namun bagaiamana kalau kita belum memperoleh laba ?
Pada tahap awal usaha biasanya usaha yang dijalankan tidak langsung mendapatkan laba, bahkan beberapa diantaranya mengalami defisit. Nah apa yang kita lakukan jika mengalami hal ini. Jawabanya jelas, yakni mengurangi pengeluaran sebisa mungkin. Salah satu upaya megurangi pengeluaran ini adalah dengan menekan gaji anda. Menekan gaji bagi kita sendiri ini merupakan salah satu jalan menjaga keseimbangan antara upaya dengan hasil usaha kita.
Selain itu, bagi pemula yang mencoba terjun penuh dalam usaha dianjurkan untuk memiliki investasi selain usaha. Investasi dimaksud merupakan sumber dana cadangan ketika usaha anda belum memberikan laba atau sedang mengalami masalah. Bagi yang memiliki dana lebih dianjurkan untuk memiliki deposito, reksadana, unit link atau properti. Ini adalah investasi yang terbukti bisa diandalkan. Atau dapat juga memilih instrumen investasi lain semisal aset yang dapat disewakan.
Dalam buku setebal 192 halaman ini, Safir banyak memberikan tips seputar pengelolaan usaha khususnya dari segi pengelolaan keuangan. Dalam setiap bahasannya, disajikan beberapa contoh kasus serta langkah praktis yang merupakan pengalaman dari kliennya. Nah, bagi kita yang baru mengawali usaha atau sudah lama menggeluti usaha namun performa usaha anda kurang bagus, buku ini tentunya cukup membantu meroketkan bisnis kita.

0 comments: